Selama berada di Cimande kali ini, sejak datang sampai acara hampir selesai, kami tak hentinya dihibur oleh seni musik tradisional Cianjuran (khusus didatangkan dari Desa Sindangbarang Cianjur), yang sangat sesuai dengan alam sekitarnya …. harmoni kata orang sekarang …
Haduh saat mendengarkan alunan suara yang medayu indah dari ibu sindennya bisa-bisa tertidur pulas para pendengarnya … kalau bukan karena suasana ramai di acara Halal Bi Halal orang-orang yang peduli petani dan pertanian ini pasti saya sudah tertidur … Ramai disini bukan sekedar ramai ngerumpi dan makan tapi diskusi kerja beramai-ramai, urusan padepokan tani ning jagad, koperasi tani dan kerjasama yang terbentuk (urusan ayam, domba, kambing dan sayur mayur), urusan lembaga dana beasiswa mahasiwa bokek dan penyalurannya… Yang penting semua jadi senang dan tenang karena musiknya mantap ….
Aduh bapak diatas ini hebat sekali lho bermainnya, bayangkan saja cuma dari dua senar saja bisa keluar suara yang mengantarkan seluruh pendengar kepada suasana nan syahdu …. bravo pak ….
Alat yang dimainkan bapak diatas ini sangat melelahkan … kalau tidak punya stamina kuat takkan bisa main berjam-jam … bayangkan memetik senar dengan kecepatan tinggi berpindah-pindah terus … tak pakai alat bantu lagi …. padahal alat ini yang memberi warna dan tempo bagi seluruh rangkaiannya….
[Catatan: aduh sayang sekali para pemusik tradisional ini sudah pada sepuh … belum sempat saya tanya apa sudah ada generasi muda yang siap menggantikan mereka]
Nah sudah begini maunya ya leyeh-leyeh seperti ini lho …… ha ha ha …. Mantap kan … enak kan … mau? I love you full Cimande … [mencoba kursi Abah yang bisa dibuat leyeh-leyeh …. huaduh jadi gak mau pulang ….]
Ini komen Pak Rektor, Prof. AS (berbaju batik, sedang minum) di fesbuk “Juragan (kaos putih) sedang ditemani ajudannya (berbatik). Juragan kecapaian dan kekenyangan stlh makan sate goyobod, kulub peuteuy, semur jengkol, rangginang trasi asgar, jus jambu LIPI, dodol kacang, tempe goreng, lauk asin alias peda, dll pkoknya sagala bres masuk perut. Mereka sedang menikmati Cianjuran yag didatangkan husus dari desa Sindangbarang Cianjur”. Aya-aya wae nu juragan Rektor iyeu ….
musik tradisional emang ga ada matinya… di saat jenuh dengerin musik modern, ditemani musik ginian sambil makan siang pasti tambah nikmat 😀
Iya bener … he he he nkmat banget
bagus sekali gambarnya. tradisional adalah menjaga sesuatu tradisi (sesuatu yang ada sejak dulu). penjagaan ini penting sekali agar tidak “ujug2” tradisi, budaya Indonesia terdengar di negara tetangga. mudah2 kesenian tidak dipahami sebagai budaya yang ketinggalan. term tradisional, seolah di konotasikan ketinggalan. padahal tidak. menampilkan budaya zaman dulu di era modern ini, adalah sikap yang sangat modern.
sukses selalu bang Iksa.
Setuju Mas Badruz … kacang jangan melupakan kulit kata orang …
Sukses juga Mas Badruz
Jangan jangan……. sedang dalam incaran negara tetangga. Selamatkan sekarang juga!! 😀
Semoga enggak ya .. tega amat dia
saya jadi ingin mampir dan menikmati suasana sunda, makanan sunda dan alunan dawai kecapi yang nyunda banget apalagi kalau udah makan ikan bakar biasanya mata tak bisa lagi kompromi antara lelah, kenyang, sepoi angin dan iringan tembang
Ayo Mamah silahkan …
Saya kira Cimande itu jurus Silat saja.. 😀
Yang ini asli Cianjur musiknya … tradisional Sunda
Wah bagus sekali nuansanya. Musiknya pasti bagus juga. Coba kalau ada rekaman videonya diupload. Pasti kami-kami bisa turut menikmati juga.
Wah itu ide bagus Mas Emanuel … nanti belajar juga cara bikin video ya … tapi apa bisa di upload di WP gratisan ya?
semoga kebudayaan yang semodel begini bisa terus dilestarikan 😀
perlu peran aktif banyak pihak … pendengar dan pemain …diantaranya
ha..ha..pantas saja gambar leyeh2nya disamarkan gitu… siapa yg juragan sesungguhnya ya?
**saya jd membayangkan alunan suara sinden itu, pasti menggetarkan jiwa.. apalagi dinikmati sambil merem-melek di kursi malas.. 🙂
He he gambar Pak Rektor aku kabur2in … supaya gak diluruk mahasiswanya ….
kayaknya asik tuh ..
belum pernah lihat hiburan seperti ini .. rasanya susah kali ya berharap bisa lihat hiburan seperti ini di jakarta ..
kalau mendengar alunannya .. mungkin badan dan pikiran bisa jadi relax ya ..
Iklan Gratis
Setuju … pasti relax
memang kentara banged kok, om iksa juragannya 😀
kesenian daerah selalu menakjubkan..
Aduh Bundo … beliau itu Prof dan Rektor kami … jadi memang jelas lho ….
pak, tuh kalo saya juga pasti udah tertidur. abis makan dengan ditemani alunan musik khas mendayu-dayu, setelah itu zz..z.zzz..tul ya..?!
Karena seru jadi nggak sempat tertidur Mas Lukito …
saya dari dulu pengen belajar kecapi deh…kira-kira dimana yah tempatnya?
Saya juga kurang tahu tempatnya .. he he he maaf
Pengobatan tradisonil patang tulang Cimande ada gak pak di luar(AS atau Eropa), kaya nya bisa laris manis ya.
Sayang saya belum pernah kesana juga Bang Fatih, jadi nggak tahu pasti bakal laris nggak ya .. he he
duh, enaknya………
sesudah kenyang makan, leyeh2 sambil denger musik yg disenandungkan sindennya,pasti deh matanya kriyep2……….
Salam.
He he Bunda, abis coba kursi lanut makan lagi …
Ping-balik: Cimande: sate domba, es goyobod, bayi ikan mas « Makan Lagi – Lagi Makan
ini umumnya iramanya macam apa ya Pak? irama rancak atau slow macam tembang jawa gitu? soalnya saya memang gak tau. tapi kalau musik panting, (khas banjar) rata-rata iramanya rancak.
Ping-balik: guskar.com