Oleh-Oleh, Utama

PENGALAMAN PERTAMA : Kawok Manado

Masih ingat oleh-oleh kuliner Manado yang saya dapat kemarin? Setelah diingat-ingat, oh iya kemarin ada satu bungkusan plastik hitam yang tanpa banyak bicara segera dimasukkan lemari es oleh maitua [istri – bahasa Manado]. Hebatnya lagi segera setelah pulang dari kantor semalam segera dia keluarkan dari lemari es dan di masukkan dalam wajan untuk dipanaskan …..Kawok dari lemari es ...

Sedang dipanaskanOh ternyata memang itu santapan favoritnya dari Manado yang saya sendiri belum pernah jumpa di penjual makanan khas Manado di Jakarta baik yang di mall, resto maupun warung ….. tak lain tak bukan adalah Kawok. Ada berbagai macam cara memasak Kawok, antara lain bisa di goreng rica, masak kecap (rica juga) dll. Namun yang dikirim saat ini rupanya dimasak dengan santan, seperti gulai itiak lado ijo, juga dengan rica [bukan Manado kalau tak pedas…] dan berbagai bumbu khas manado lainnya …

pemanasanSelama dihangatkan , bau wangi dari makanan ini sudah beredar kesegala penjuru rumah … dan karena panas disekitar wajan tidak banyak foto yang jadi … [musti belajar lagi nih cara aman memotret disekitar orang memasak]. Apalagi maitua segera komentar “kurang kerjaan amat sih … pake difoto-foto segala … makan juga enggak!” … dan sambil dipilihkan “ Nih kepalanya foto aja …”. Hu hu …, dia sudah hafal bahwa selama ini setiap ada kiriman kawok (berbagai cara masak), saya cuma jadi penonton setia saja belum pernah tergoda ikut mencicipi … paling pol ya bantu mengaduk-aduk di wajan saat memanaskan.Ada kepalanya

[Tidak mau kalah, saya pun segera dengan sigap mengeluarkan nasi kuning woka dari dalam lemari es untuk dikukus sebagai santapan malam …]

3 potongKarena melihat maitua menggado Kawok dengan lahap sambil nonton, dan kali ini saya perhatikan baik-baik seperti apa sih Kawok itu … Eh ternyata ditengah-tengah begitu ramai bumbu dan warna kelam yang ada, pas dia dengan cermat memilah-milah bagian dagingnya … uh baru kali ini saya perhatikan … wah seratnya halus sekali [seperti kodok nampaknya] dan warnanya pun indah … bersemu merah muda seperti daging kambing favoritku … wah kok enggak serem ya …  Terus terang baru kali ini i timbul tantangan dalam hati ..”ah masa sih gak berani coba sedikit saja…, kayaknya aman-aman saja.”  Gimana nih pertanggung jawaban semangat kulinernya …

kawok di piringDengan perlahan saya bilang “coba di bagi sedikit dong, bagian dagingnya saja…” sambil menunjuk bagian yang nampak tadi … Tertawalah maitua .. ”tumben … nah ini coba” dan tangan halusnya mengeratkan sepotong daging Kawok tersebut untuk saya coba. Begitu potongan daging masuk di mulut segeralah lidah dan saraf-saraf sensory di mulut bekerja keras mengidentifikasinya … hm ternyata memang sangat lembut dagingnya, dan serat-seratnya halus sekali … lebih lembut dari tuh merah muda kanayam nampaknya … selama ini saya kira pasti alot kan kerjanya lari-lari kesana kemari. Identifikasi aroma dan bau, oh iya ada kok rasa yang spesifik … bagaimana mendeskripsikan rasanya ya ?? … nantilah anda akan tahu kalau mencoba kawok itu sendiri … cuma ada sesuatu yang mengganjal pas mencoba sausnya .. kok kayak ada yang hangus … dan saya konfirmasi ke maitua …jawabnya “iya sepertinya agak kelewat waktu dibakar jadi terlalu hangus luar-luarnya” … oh okay berarti bukan seharusnya ada rasa hangus itu.

Ha asiknyaNah, setelah berani mencicipi sepotong kecil jelas timbul keberanian untuk meminta potongan yang utuh … he he tapi khusus bagian tengah/badannya saja … belum berani kepala atau belakangnya ….. Juga belum tega untuk  minta banyak … soalnya katanya sudah susah dapatnya sekarang, jadi oleh-oleh yang ada juga cuma sedikit, kan kasihan kalau habis sama saya ….

mantapOh iya … omong-omong, kawok itu tikus – tapi jenis tikus yang hidup di kebon-kebon, bukan tikus rumah lho …. Makanya sebagi orang yang lahir dan besar di Jawa saya belum pernah berani mencobanya selama ini..  Salam Kuliner …

Standar

9 respons untuk ‘PENGALAMAN PERTAMA : Kawok Manado

    • Salam Bang Zipoer,

      Saya bertahun-tahun baru sekarang berani cobanya … Ah semoga Bunda mau …. [ah jangan pakai tikus kota atau tikus rumah ya … Yang ini di ladang kan makannya buah2an dan akar.. Ekornya putih lagi]

    • Kang Alamendah, saya dulu juga nggak pernah mau lho … Tapi sekarang .. He he he [dulu lele saya juga geli mau makannya … Sekarang doyan]

    • Mas Nugroho,
      Itu sama seperti saya dulu sebelum mencobanya … he he hambatan psikologisnya sangat besar memang …. masak sih harus tikus ….. tapi memang cuma yang pasti jenis tikus kebon yang boleh disantap jangan tikus yang lain-lain (apalagi di sini kalau disawah kan suka diberi pestisida juga … bahaya …)

      [Lele juga uenak banget kok ….pakai sambel terasi diuleg ditempat wah nikmatnya…]

  1. Eva berkata:

    jadi ngiler Pak, favorite ku itu, sayang nun jauh di sini ( Jepang), rasanya memang cuma di manado ada kuliner jenis itu

Mari berkomentar