Rumah makan unik ini ada di seputaran rumah juga lokasinya, tepatnya di Jalan Suryo No 15 – sebelum lapangan Blok S. Kenapa unik, karena makanan ini konon berdasarkan menu keraton dan kesukaan para Raja Jogja. Beruntungnya adalah dibukanya cabang di Jakarta sehingga tidak perlu ke Jogja untuk menikmati.
Pada kali pertama singgah kami datang bertiga, disambut dengan ramah sejak masuk, pemesanan, sampai saat mau pulang. Suasana tradisional cukup kental disini, bahkan nampaknya sedapat mungkin mereka masih mempertahankan teraso yang digunakan.
Makanan yang dipesan:
– Bestik lidah
– Garang asem ayam
– Gecok kambing (pesanan saya)
– Daun pepaya + ikan asin
Untuk minuman saya pesan wedang uwuh. Untuk kue penutup ada dua jenis, satu seperti getuk dibakar, satu lagi pisang dibakar (lupa namanya soalnya bukan pesanan saya).
Gecok kambingnya sendiri berupa hidangan berkuah, disajikan panas. Dengan aneka bumbu yang terasa sangat halus di lidah rakyat jelata seperti saya, kok nggak nendang ini masakan kambing. Ternyata ada kunci rahasianya juga, ada banyak cabe rawit (oranye) dalam kuah; nah ini tidak cukup kita tekan-tekan supaya sarinya keluar tapi harus digigit. Ya , cabe-cabe itu harus saya gigit dulu dan langsung diperoleh kolabirasi mantap dari seluruh komponen hidangan ini. Misteri hidangan raja terpecahkan, konon ini salah satu kegemaran Sultan Hamengku Buwono X.
Garang asem saya hanya sempat mencoba kuahnya, dan saya rasa enak. Lain kali meeting disana lagi akan saya coba. Bistik lidah tidak saya coba, cukup fotonya saja disini.
Untuk kuenya saya suka rasa dari kue bulat-bulat seperti getuk bakar itu. Pisangnya juga enak kok.
Okay sekian dulu kali ini, lain kali sambung lagi.
Lihat juga:
Makan Lagi - Lagi Makan 
Cabe-Cabe digigitnya itu om iksa yg ga nahan 😀
Wah justru itu rahasianya …
Kue pisangnya itu kalo gak salah namanya Tapak Kucing tuh Om Iksa.
Saya pernah makan di Bale Raos yang di Jogja emang enak banget.
Thanks buat postingnya jadi tau deh kalo ada cabang yang di Jakarta