Tenda/Warung

Kuliner Pejompongan: Nasgor Bumen Dan Tahu Ponk

IMG_1760.JPG

Nasgor Bumen di Pejompongan ini cukup tenar sejak lama, mungkin awalnya karena sentimentil kedaerahan yang menjadi alasan berkunjung sebagian orang. Tetapi bagi saya yang bukan asal daerah sana, kunjungan bisa terjadi karena melihat banyaknya pengunjung yang menikmati santapan disana.

IMG_1759.JPG

Yang jelas sensasi masakan yang dimasak dengan arang kayu memang berbeda, jadi menurut hemat saya ini yang menjadi penyebab banyaknya pengunjung setia kemari. Apalagi kalau dirunut waktu awal mereka berjualan belum terlalu banyak yang memasak dengan arang kayu seperti disini.

IMG_1761.JPG

Jelas memang nasi dan mie yang digoreng dengan api arang hasilnya berbeda, demikian juga dengan mie kua yang dimasak demikian. Nah umumnya penjual kan membuat brand Jogja, namun disini berani membuat niche dengan brand Bumen.

IMG_1757.JPG

Tahu ponk alias tahu pong juga menjadi kudapan penting saat bersantap disini, bahkan kadang bisa dipesan lebih banyak dari makanan utama. Memang sensasi menyantap tahu panas yang mengalami ektrusi penuh itu sangat berbeda, apalagi dipadu dengan cabe rawit dan ditambahkan sedikit sensasi rasa kecap.

IMG_1755.JPG

Padahal kalau diingat-ingat, mungkin tahu pong ini berawal dari suksesnya Sate Jono menyediakan tahu pong sebagai menu alternatif di kedainya. Nah warung Bumen ini berada persis di depan Sate Jono, hanya selisih satu taman kecil saja.

IMG_1753.JPG

Saya masih penasaran dengan kedai Bumen Jaya yang berada diseberang Nasgor Bumen ini, karena mereka punya menu lengkap dan nama serupa, namun demikian sepertinya lebih ramai pengunjung Nasgor Bumen yang di tenda. Ada yang tahu?

IMG_1756.JPG

Di sekitar Nasgor Bumen ini masih ada beberapa warung yang cukup ramai juga, namun demikian belum pernah saya coba. Mungkin suatu saat kalau ada yang menemani bisa dicoba, supaya perut tidak terlalu penuh mencoba aneka masakan yang ada.

IMG_1762.JPG

IMG_1754.JPG

IMG_1752.JPG

Selamat mencoba dan menikmati …..

Standar
Tenda/Warung

Kuliner Cikini Raya: Bakmi Roxy Dan Es Campur

IMG_1771.JPG

Sejak terakhir berkunjung kemari sudah nampak cukup banyak kemajuan. Kali ini mereka sudah punya lokasi dalam bangunan untuk makan pengunjung, meskipun untuk menyiapkan bakmi dan es campur masih dilakukan dibawah tenda di kakilima jalanan. Namun hal ini yang menjadi daya tarik dan sesuai dengan pangsa pasarnya.

Dengan adanya bangunan itu jam buka mereka juga lebih panjang jadinya, konon sekarang sudah buka sejak awal hari.

IMG_1772.JPG

Secara keseluruhan sejak persiapan, penyajian dan rasanya masih tetap sama sih seperti yang ada dalam ingatan. Jadi mereka cukup berhasil mempertahankan nama yang dibangun sejak lama.

IMG_1773.JPG

Bakmi yang disajikan tetap dengan rasa khasnya dengan potongan daging ayam yang cukup banyak dan enak. Baksonya sendiri bisa dinikmati sebagai bakso sapi. Oh iya sayurannya juga tetap mendapat porsi cukup. Jadi memory yang ada tidak terhapus, sebagaimana pada beberapa nama yang sudah lama bisa berubah kesannya.

IMG_1770.JPG

Es campur dan alpukat menjadi bagian tak terpisahkan dengan Bakmi Roxy di Cikini ini. Setidaknya dari sisi bahan masih tetap mempergunakan sirup pisang susu, dan utamanya sirup mocca dari Sarang Sari yang memiliki rasa khas.

Sekali lagi salut atas kemampuan mempertahankan kesan yang ada di benak sejak dulu melalui penampakan dan rasa es alpukat dan es campur disini.

IMG_1741.JPG

Satu catatan penting saat mengunjungi Bakmi Roxy pada outletnya yang manapun adalah keramahan dan kedekatan pada para pengunjung, meskipun mereka seringkali penuh padat dengan pengunjung. Mungkin hal semacam inilah yang membuat pengunjungnya selalu kembali.

IMG_1742.JPG

IMG_1769.JPG

Oh iya lokasinya masih tetap sebelum Taman Ismail Marzuki di Cikini Raya. Sesudah deretan cafe dan toko dengan konsep antik disebelah kiri jalan.

Standar
Bistro/Cafe

Kuliner Pasar Santa: Nasi Campur Bali Made Swendri

IMG_1747.JPG

Sesuai dengan namanya, makanan yang disediakan disini adalah nasi campur bali. Mulai dari yang paling sederhana, berupa nasi, telur rebus, sayuran, kacang, sambal matah dan sambal uleknya; disini diberi nama Nasi Kucing. Bila ditambahkan dengan ayam suwir jadilah ia Nasi Campur. Saya sendiri mencoba nasi campurnya, sesuai foto.

Nasi campur disajikan dalam wadah anyaman beralaskan kertas makan berplastik, dengan diberi sendok plastik. Nasinya sendiri dalam porsi yang cukup melimpah, alias cukup banyak; demikian juga dengan lauk dan sambalnya. Saya suka sambalnya, enak.

IMG_1748.JPG

Kalau melihat yang ditulis pada papan mereknya, pemiliknya berasal dari Desa Payangan. Satu desa yang indah, penghasil beras di Bali; semoga saja nasi yang disajikan menggunakan beras dari sana .. lain kali saya coba konfirmasikan. Cukup banyak foto-foto saya di daerah sana.

IMG_1749.JPG

Oh iya kalau melihat informasi yang tersedia, saat ini kedai buka hari Jumat sampai Minggu saja. Dan menurut penjaga kedainya, mereka hanya buka sampai sore saja.

IMG_1743-0.JPG

Satu yang saya suka dari kedai ini, warnanya yang putih bersih itu mengundang selera makan, apalagi dengan desain logo yang menarik menjadi nilai tambah tersendiri.

Standar
Food Court, Kecil/Cemilan

Kuliner Pasar Santa: Es Cendol Duren

IMG_1746.JPG

Pada dasarnya disediakan dua jenis es oleh kedai ini, Es Cendol dan Es Duren. Keduanya dengan varian-varian masing-masing. Tetapi tersedia juga Es Duren Cendol bagi yang ingin menikmati keduanya sekaligus. Atau bagi yang ingin merasakan semua varian sekaligus ada juga es duren campur.

IMG_1744.JPG

Sesuai dengan namanya maka Es Duren Cendol ini basisnya adalah es duren dan diberi tambahan cendol di dalamnya. Es durennya sendiri sudah enak, dengan rasa duren yang merangsang lidah untuk mencecap lebih banyak lagi. Bagian cendolnya sendiri terasa hanya sebagai pelengkap disini, pelengkap yang enak.

IMG_1745.JPG

Konon kedai es ini adalah bagian dari Bebek Ginyo dari Tebet, sebuah kedai makan yang cukup ramai dilokasinya sana.

IMG_1743.JPG

Oh iya, saat ini mereka hanya buka hari Kamis sampai Minggu saja.

Standar
Bistro/Cafe

Kuliner Pasar Santa: Gayobies Coffee

IMG_1252.JPGIMG_1251.JPG

IMG_1250.JPG

Semula kuliner Pasar Santa (modern) identik dengan ABCD Coffee yang merupakan sekolah atau kursus mengenai kopi dan penyajiannya. Dari sinilah mulai kehebohan melalui socmed dan selanjutnya hingga tercipta cukup keramaian dan dimulailah gelombang kuliner dan seni masuk Pasar Santa. Bahasa masa kininya ekonomi kreatif.

Nah Gayobies Coffee sebagai pendatang berikut memilih konsep yang berbeda, bukan sekolah tapi tempat menikmati kopi, dengan menghidangkan aneka jenis olahan dari Kopi Gayo. Tentunya bisa ditemani dengan aneka cemilan yang disediakannya. [Sayang pas kesana cemilan yang ada habis diborong rombongan besar yang baru berkunjung, tetapi tak apalah yang penting bisa menikmati kopinya.

IMG_1205.JPG

IMG_1207.JPG

IMG_1206.JPG

IMG_1208.JPG

Standar untuk mencoba kopi bagi saya adalah kopi tubruk/drip/sejenis atau espresso yang dibuat di kedai kopi yang dikunjungi, bukan aneka produk kopi yang sudah bercampur dengan bahan lain. Saat menyeruputnya saya mencoba menikmati karakter kopi yang dicecap oleh syaraf perasa di seluruh bagian lidah.

Nah di Gayobies ini saya pesan kopi tubruk, yang dihidangkan di cangkir kopi elegan, komplit dengan buih dan butiran ampas kopinya. Suatu penampakan yang menyenangkan. Saat menyeruput kopi tubruk asal Gayo ini mulai terasa kenikmatannya, dengan diawali oleh tendangan roasting matang dan penuh, dengan mayoritas asam mewakili aneka buah-buahan dan samar-samar berbagai rasa lain ada dilatar belakang. Roasting yang cukup matang tetapi nikmat, sehingga tidak terasa satu cangkir kopi cepat habisnya.

IMG_1210.JPG

IMG_1209.JPG

IMG_1211.JPG

IMG_1212.JPG

Sayang meskipun pengelola Gayobies Coffee nampak ramah-ramah namun karena keramaian pengunjung maka kami belum bisa banyak berbincang-bincang dengan mereka. Tidak apalah, nanti lain kali mudah-mudahan ada waktu.

IMG_1213.JPG

IMG_1214.JPG

IMG_1215.JPG

Nah di Gayobies Coffee ini sama dengan yang lainnya mereka juga tutup pada hari senin, karena keramaian yang luarbiasa sejak jumat sampai dengan minggu.

Standar